Industrial Revolution 4.0 |
Era Revolusi Industri 4.0
Indonesia saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 yang membuat teknologi semakin cepat berkembang. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Mohammad Nasir, Ph.D mengatakan, dampak era revolusi industri 4.0 akan luas dan mengarungi segaka aspek kehidupan manusia serta menentukan perkembangan ekonomi kedepan secara global.
Ditempat yang terpisah gubernur Jawa Timur Drs. Hj. Khofifah Indraparwansah, juga memberikan penuturaan disaat beliau menghadiri acara Haul di pesantren Jombang,
"Masyarakat Jawa Timur khususnya institusi pendidikan harus mempersiapkan diri guna menyongsong era revolusi industri 4.0, jika tidak? maka akan tergilas oleh teknologi tersebut."
Dahulu pada orde 1.0 enterpreneurship dan akademik lebih mengandalkan kerja keras dan kerja tuntas dalam artian do thing. Pada masa itu (abad 17-18) lebih mengutamakan konsep produksi.
Lalu beranjak pada era 2.0 lebih bertumpu pada motivasi bahkan di era ini banyak sekali motivator-motivator yang memprovokasi orang lain untuk sukses. Mungkin masih ingat bagaimana buku Robert T. Kiyosaki yang menjadi buku best seller isinya membangun konsep bebas finansial.
Kemudian memasuki era 3.0 atau lebih populer dengan sebutan konsep human enterpreneur yang digagas oleh Presiden International Council for Small Business (ICSB) Ki-Chan Kim Korea Selatan. Artinya, konsep 3.0 ini mengedepankan sikap perhormatan terhadap nilai-nilai humanis. SDM menjadi elemen penting dalam mengembangkan perusahaan dan institusi pendidikannya.
Nah, sekarang sudah memasuki era revolusi industri 4.0 yaitu dapat memberikan kemudahan dalam berbisnis melalui empat hal,
Pertama, Fintech (Finance Technology) yaitu memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan yang bisa dilakukan oleh generasi millenial.
Kedua, Cloud Hosting adalah salah satu teknik penyimpanan data base yang ringan dan sangat mudah diakses.
Ketiga, bisnis on line adalah sistem pembayaran Cash on Delivery, virtual account. Artinya, sistem pembayaran tidak harus melalui via ATM melainkan cukup dengan sistem fintech yang telah membuat bisnis jual beli on line semakin berkembang.
Keempat, On-Demand service sebuah layanan jasa yang hanya muncul di sekitar kita jika menginginkannya. Artinya, di era ini sudah terjadi otomatisasi dan pertukaran data yang mencakup sistem siber-fisik, komputasi awan, dan komputasi kognitif.
Implikasi dari 4.0 ini, merambah kedunia pendidikan, dimana beberapa kampus negeri di Indonesia sudah memberlakukan sistem siakad termasuk Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) at-Taqwa Bondowoso, kampus penulis untuk mengabdikan diri. Siakad ini adalah sistem informasi akademik yang berbasis on line mulai dari jadwal perkuliahan, dan nilai akademik. Mahasiswa tidak lagi perlu sibuk pergi ke TU untuk melihat nilai akademiknya, cukup buka webnya siakad kampus, disana akan disajikan beberapa menu yang terkait dengan informasi civitas akademika.
Selain itu juga, penulis sebagai dosen pemangku mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Enterpreneurship sistem ujiannya, berbasis on line dan IT. Dimana penulis mengirim soal via email dan dijawab via email pula oleh masing-masing email mahasiswa tanpa harus mengampung dan menitip jawabannya kepada email mahasiswa yang lain, dengan berdurasi yang mempunyai deedline waktu.
Dalam perspektif islam enterpreneurship secara etimologis menukar suatu barang dengan barang lain. Sedangkan secara terminologi memberikan hak kepemilikan barang secara (muawadah) saling tukar menukar langsung sesuai aturan syariat seperti yang di firmankan oleh Allah SWT,
"Allah telah menghalalkan jual beli (enterpreneurship) dan mengharamkan riba." (QS. al-Baqarah:275).
Ayat diatas merupakan dalil naqli mengenai diperbolehkannya akad jual beli (bay'i) baik secara offline ataupun secara online di era revolusi industri 4.0 ini.