Rabu, 31 Juli 2019

Era Revolusi Industri 4.0

Industrial Revolution 4.0

Era Revolusi Industri 4.0


Indonesia saat ini sudah memasuki era revolusi industri 4.0 yang membuat teknologi semakin cepat berkembang. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Mohammad Nasir, Ph.D mengatakan, dampak era revolusi industri 4.0 akan luas dan mengarungi segaka aspek kehidupan manusia serta menentukan perkembangan ekonomi kedepan secara global.

Ditempat yang terpisah gubernur Jawa Timur Drs. Hj. Khofifah Indraparwansah, juga memberikan penuturaan disaat beliau menghadiri acara Haul di pesantren Jombang, 

"Masyarakat Jawa Timur khususnya institusi pendidikan harus mempersiapkan diri guna menyongsong era revolusi industri 4.0, jika tidak? maka akan tergilas oleh teknologi tersebut."

Dahulu pada orde 1.0 enterpreneurship dan akademik  lebih mengandalkan kerja keras dan kerja tuntas dalam artian do thing. Pada masa itu (abad 17-18) lebih mengutamakan konsep produksi.

Lalu beranjak pada era 2.0 lebih bertumpu pada motivasi bahkan di era ini banyak sekali motivator-motivator yang memprovokasi orang lain untuk sukses. Mungkin masih ingat  bagaimana buku Robert T. Kiyosaki yang menjadi buku best seller isinya membangun konsep bebas finansial.

Kemudian memasuki era 3.0 atau lebih populer dengan sebutan konsep human enterpreneur yang digagas oleh Presiden International Council for Small Business (ICSB) Ki-Chan Kim Korea Selatan. Artinya, konsep 3.0 ini mengedepankan sikap perhormatan terhadap nilai-nilai humanis. SDM menjadi elemen penting dalam mengembangkan perusahaan dan institusi pendidikannya.

Nah, sekarang sudah memasuki era revolusi industri 4.0 yaitu dapat memberikan kemudahan dalam berbisnis melalui empat hal,

Pertama, Fintech (Finance Technology) yaitu memberikan kemudahan dalam pengelolaan keuangan yang bisa dilakukan oleh generasi millenial.

Kedua, Cloud Hosting adalah salah satu teknik penyimpanan data base yang ringan dan sangat mudah diakses.

Ketiga, bisnis on line adalah sistem pembayaran Cash on Delivery, virtual account. Artinya, sistem pembayaran tidak harus melalui via ATM  melainkan cukup dengan sistem fintech yang telah membuat bisnis jual beli on line semakin berkembang.

Keempat, On-Demand service sebuah layanan jasa yang hanya muncul di sekitar kita jika menginginkannya. Artinya, di era ini sudah terjadi otomatisasi dan pertukaran data yang mencakup sistem siber-fisik, komputasi awan, dan komputasi kognitif.

Implikasi dari 4.0 ini, merambah kedunia pendidikan, dimana beberapa kampus negeri di Indonesia sudah memberlakukan sistem siakad termasuk Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)  at-Taqwa Bondowoso, kampus penulis untuk mengabdikan diri. Siakad ini adalah sistem informasi akademik yang berbasis on line mulai dari jadwal perkuliahan, dan nilai akademik. Mahasiswa tidak lagi perlu sibuk pergi ke TU untuk melihat nilai akademiknya, cukup buka webnya siakad kampus, disana akan disajikan beberapa menu yang terkait dengan informasi civitas akademika. 

Selain itu juga, penulis sebagai dosen pemangku mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dan Enterpreneurship sistem ujiannya, berbasis on line dan IT. Dimana penulis mengirim soal via email dan dijawab via email pula oleh masing-masing email mahasiswa tanpa harus mengampung dan menitip jawabannya kepada email mahasiswa yang lain, dengan berdurasi yang mempunyai deedline waktu.

Dalam perspektif islam enterpreneurship  secara etimologis menukar suatu barang dengan barang lain. Sedangkan secara terminologi memberikan hak kepemilikan barang secara (muawadah) saling tukar menukar langsung sesuai aturan syariat seperti yang di firmankan oleh Allah SWT,

"Allah telah menghalalkan jual beli (enterpreneurship) dan mengharamkan riba." (QS. al-Baqarah:275).

Ayat diatas merupakan dalil naqli mengenai diperbolehkannya akad jual beli (bay'i) baik secara offline ataupun secara online di era revolusi industri 4.0 ini.

Selasa, 30 Juli 2019

Etika Guru Perspektif Kitab Adabu al-'Alim wa al-Muta'allim

Penyerahan Peserta PPL 2019 STAI At-Taqwa di SMKPP N 1 Tegalampel



Etika Guru, Perspektif Kitab Adabu al-'Alim wa al-Muta'allim


Sementara ini, acapkali peserta didik dituntut untuk beretika kepada guru-gurunya, padahal tidak sedikit guru yang memberikan contoh yang kurang baik kepada murid-muridnya. 

Tidak salah manakala ada pepatah yang mengatakan,

"Jika gurunya kencing berdiri, maka muridnya akan kencing berlari."

Penulis sering menemukan beberapa murid yang kerap kali berbohong kepada orang lain, ternyata usut punya usut, setelah diobservasi ia dekat sekali dengan salah satu guru yang terkenal sering melakukan kebohongan (hoax).

Belum pernah mendengar pengasuh pondok pesantren, didemo dan diunjukrasa oleh santri-santrinya, sekalipun pondok pesantren itu tidak mengenal metode pembelajaran modern. Sementara itu, dilain kesempatan, kita sering disuguhi tontonan yang sangat memilukan memilukan. Pasalnya, banyak media elektronik, media cetak sering menayangkan prilaku amoral seorang murid mendeskriditkan gurunya bahkan tidak hanya itu, mereka ramai-ramai melakukan unjuk rasa kepada kepala sekolahnya yang disertai dengan prilaku premanisme dan pengrusakan (anarkis).

Oleh sebab itu, penulis mencoba memberikan warna metode pembelajaran perspektif kitab kuning karya KH. Hasyim Asy'ari pendiri ormas terbesar di Indonesia yaitu Nahdhatul Ulama (NU). Kemarin penulis diberikan kesempatan untuk mengisi pengajian kitab kuning oleh kepala sekolah SMKPP Tegalampel di ruang meeting room, dengan topik "Menjadi Guru Profesional". 

Penulis menelaah dan membaca kitab Adabu al-'Alim wa al-Muta'allim tentang tatakrama seorang guru, berikut penjelasannya:

Pertama, Guru harus suci dari hadats kecil (berwudhu') sebelum mengajar. Penulis bisa dipastikan sebelum mengajar punya wudhu terlebih dahulu karena ilmu itu suci maka pemberi ilmupun juga seyogyanya harus suci.

Kedua, guru harus bersih. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, 

"Kebersihan itu sebagian dari iman."

Ketiga, guru dalam keadaan harum. Nabi Muhammad saw. bersabda,

"Sesungguhnya Allah SWT itu indah menyukai hal yang indah-indah."

Keempat, Guru harus berpakaian rapi yang sesuai dengan regulasi lembaganya. Penulis jika hendak mengajar dikampus memakai seragam yang memang sudah disediakan oleh pihak institusi pendidikan.

Keenam, Guru harus mendoakan muridnya, penulis setiap selesai sholat,  bisa dipastikan menyisipkan bait-bait doa untuk anak dan murid, seperti halnya berikut ini:

"Ya Tuhan, jadikan putra-putri kami, mahasiswa kami, orang mencintai ilmu dan al-qur'an serta jadikan mereka penghafal al-qur'an."

Ketujuh, guru harus mengucapkan salam kepada murid-muridnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.

" Tebarkanlan salam..."

Kedelapan, guru harus memulai pembelajarannya dengan al-Qur'an. Penulis setiap mau mengajar pasti mengawali dengan bacaan basmalah dan ummu al-kitab atau surat al-fatihah tujuannya agar proses belajar mengajarnya mendapat barokah (Tabarrukan wa Tayammunan).

Kesembilan, guru tidak boleh bersuara keras dan lirih. Artinya, guru bersuara sesuai kebutuhan sekiranya bisa di dengar oleh peserta didik. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw. riwayat al-Khotib al-Baghdady:

" Sesungguhnya Allah menyukai suara yang lirih dan membenci suara lantang."

Kesepuluh, guru harus berani menjawab, "saya belum bisa" jika belum bisa jawab pertanyaan. Karena,  menjawab "saya belum tahu" sebagian dari ilmu.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad bin Hakam, saya pernah bertanya kepada Imam Syafi'i tentang nikah mut'ah, apakah dalam pernikahan tersebut masih ada thalaq, hukum waris, dan nafaqah? Imam Syafi'i menjawab. 

"Demi Allah, saya tidak tahu.!".

Setelah acara pengajian tersebut, ada acara serah terima PPL oleh DPL kepada kepala sekolah ibu Anik Sudiartini, S.Pd., M.Pd beliau sambil memberikan bekal kepada semua waka kurikulum dan dewan guru yang lain. Dalam sambutannya tersebut, beliau menyampaikan terima kasih dan apresiasi dengan adanya metode pembelajaran perspektif ulama salafiyah KH. Hasyim Asy'ari Jombang yang sudah terbukti mengorbitkan tokoh nasional sebut saja, KHR. As'ad Syamsul Arifin, KH. Zaini Mun'in, dan ulama-ulama nusantara lainya yang banyak berkiprah dalam mendidik umat dan bangsa ini. Alasannya, semua isi kitab tersebut memang sesuai dengan komitmenya dalam mengembangkan profesionatis guru di SMKPP.

Tujuannya, metode pembelajaran perspektif kitab klasik ini adalah untuk mengimbangi (cek and balance)  terhadap metode pembelajaran barat yang saat ini banyak diganderungi oleh lembaga pendidikan kita. Selain dari itu, metode pembelajaran perspektif kitab klasik ini, penulis ingin melestarikan metode warisan para ulama kita, sebagaimana statemen mereka, 

"al-Muhafadzatu bi al-qadimi al-sholih, wa al-akhdu bi al-jadidi al-Ashlah." 

Artinya, melestarikan metode lama yang baik, dan mengambil metode baru yang lebih baik."

Acara pengajian kitab kuning di SMK Negeri Tegalampel Bondowoso berjalan baik dan khidmat dan diakhiri dengan pembacaan doa harapannya, semoga ilmu yang disampaikan tersebut memperoleh barokah.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd 30 Juli 2019.

Minggu, 28 Juli 2019

Ruqyah Perseptif Kutub al-Turats


Ruqyah Perseptif Kutub al-Turats

Dalam kitab Fatawa al-Azhar disebutkan bahwa dahulu orang-orang arab sebelum Islam meyakini ruqyah berpengaruh dengan sendirinya, tanpa ada campur tangan pihak lainya, disamping pemilihan kata-kata ruqyahnya yang didasari keyakinan-keyakinan yang tidak diperkenankan oleh Islam. Oleh karena itu, andil ajaran Islam terhadap ruqyah tidak berpengaruh kecuali qudrat dan iradah Allah SWT, disamping menolak jampi-jampi atau bacaan non arab yang bisa mengundang Jin. Karena sejatinya, dukun dan suwuk yang berkolaborasi dengan kekuatan Jin, Iblis, dan Dajjal (khodam) sangat berbeda sekali dengan metode Ruqyah syar'iyah yang mengandung bacaan kitabullah, sunnah Rasulullah, dan doa-doa bahasa arab atau bahasa yang mengandung makna baik. Makanya, bedanya kyai dan dukun sangat tipis sekali.

Ruqyah berasal dari kata roqoo yurqi yang artinya doa perlindungan disertai henbusan nafas. Imam Ibnu Manzhur mengatakan, Ruqyah doa perkindungan dimana orang yang sakit, seperti sakit demam, kerasukan, pengasihan, dan sebagainya dari beragam korban jampi-jampi dukun.

Dukun atau suwuk mengandung perkataan dan jampi-jampi yang tidak bisa dipahami, kalimat yang tidak jelas maknanya. Misalnya, kata jangjawokan, kunjali asih, yang mengandung pelet.Atau bahasa arab namun meminta kekuatan jin,
" ajiibuu yaa khoddam hadzihil asmaa.... Artinya: "Kabulkan wahai jin pelayan nama-nama ini:........(angka-angka arab)"

Penulis kedatangan salah satu puteri seorang kyai yang cukup populer yang terindikasi terkena pengasihan (letrek) yang dikirim dari Bangkalan. Setelah diruqyah ia reaksi dengan jeritan keras, muntah, dan pingsang. Selesai diruqyah ia langsung sadar dan alhamdulillah sudah menikah dengan seorang putera kyai dari Bangsal Jember dan dikarunia seorang puteri.



Landasan ruqyah berdasarkan hadits Rasulullah mencakup keterangan:

Pertama, Rasulullah meruqyah dirinya, dengan meniupkan kedua tangannya sambil membaca al-mu'awwidataini ketika hendak tidur (HR. Bukhari:5844)

Kedua, Rasulullah diruqyah Malaikat Jibril dan bertanya kepadanya: " Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?" Beliau menjawab" Ya!" Maka Jibril meruqyahnya. (HR.Muslim:4056)

Ketika, Rasullah meruqyah sahabat,

"Dengan nama Allah, dengan debu dan ludah sebagian kami, semoga sembuhkanlah penyakit kami dengan seizin Rabb kami."(HR.Muslim:4069)

Keempat, Rasulullah memerintahkan meruqyah.

"Ruqyahlah dia, karena padanya terdapat nazrah(sisa sakit yang disebabkan sorotan mata jahat). (HR.Bukhari: 5298)

Kelima, penulis membaca kitab khozinatu al-asrari tadi malam tentang ruqyah, Rabi'ah al-Adawiyah bertanya kepada imam Syafi'i tentang ruqyah, ia menjawab:

"Tidak mengapa meruqyah dengan al-qur'an, kata-kata yang bermakna baik dari dzikrullah."

Oleh karena itu, ruqyah itu ada dua, ruqyah syar'iyah yang dicontoh oleh nabi Muhammad saw. dan ruqyah syirkiyah yang  berafiliasi dengan Jin, Iblis, Dajjal dan mahluk ghaib lainnya. Jadi sudah jelas, antara Dukun dan Peruqyah yang sementara ini acapkali disamakan oleh sementara orang dikalangan masyarakat awam.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 29 Juli 2019

Jangan Bersedih




Dalam berinteraksi sosial yang bersifat heterogen mulai dari latar belakang pendidikan, lingkungan, keluarga, keturunan, kekayaan, dan jabatan, sudah barang tentu akan terjadi pertentangan, perselisihan, permusuhan bahkan perceraian. Mereka menganggap hanya dirinya yang paling sedih, terpuruk di dunia. Ketika mereka tidak punya keyakinan dan keimanan yang kuat maka, boleh jadi akan menempuh jalan pintas, seperti pergi kediskotik, hiburan malam, dan melakukan minuman keras untuk menghibur dan membahagiakan dirinya, padahal sejatinya prilaku tersebut akan menambah dan memperparah keadaannya sendiri. Kata kuncinya (kay word) untuk  bisa survive mengahadapi segala problematikanya adalah dengan SABAR. Sebagaimana firman Allah SWT,

"Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS.al-Zumar:10)

Makna yang tersirat dari ayat diatas, persoalan hidup akan terasa ringan manakala kita mampu menangkap indikatornya, diantaranya;

Pertama, jangan bersedih, perlu adanya studi komparasi musibah yang terjadi pada orang lain. Penulis kedatangan tamu dari Sumenep Madura satu keluarga yang terdiri dari suami isteri, sekitar jam 23.00 WIB.

Mereka menanyakan apa kekayaannya itu bisa kembali lagi? awalnya penulis kebingungan, namun akhirnya ingat ada kitab Abu Ma'syar al-Falaki disana penulis mencoba melihatnya dengan metode rumus a ba jadun dll. Di dalam kitab tersebut disebutkan, pasangan keluarga ini pernah sukses dalam bisnisnya, ia banyak propertinya mulai dari kapal ikan, mobil, rumah mewah, dan deposito di Bank tapi sekarang habis semua karena suaminya selingkuh dengan perempuan lain dan mencampakkan anak isterinya. Penulis arahkan agar ia bertaubat dan kembali kepada keluarganya. Akhirnya kondisi mereka perlahan-lahan pulih menjadi normal kembali.

Kedua, Jangan bersedih...Musibah itu hanya menimpa diri kita bukan orang lain. Bagaimana misalnya musibah yang terjadi terkait dengan keyakinan dan agama seperti halnya yang terjadi pembunuhan dan pembantaian di Palestina, Suriah, Yaman, Iraq, Afganistan, Pakistan dan Myanmar.

Ketiga, jangan bersedih. Pertajam penghambaan (ubudiyah) kita kepada Allah, dalam sebuah kepasraan pada saat-saat tertekan terkadang lebih mujarab dan agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada saat-saat bahagia.

Penulis pernah mengalami kekurangan dana puluhan juta rupiah untuk buaya ujian terbuka, sehingga penulis tambah intens dalam berdoa kepada Allah pada sepertiga malam. Alhamdulillah, diberikan kemudahan untuk mendapatkan uang sebanyak itu hanya dengan hitungan hari saja.

Keempat, jangan bersedih, hadapi musibah. Tidak boleh menghindar dari persoalan hidup, karena ketika menghindar justru akan menambah persoalan hidup yang baru. Ada saudara penulis punya persoalan dengan isterinya lalu kemudian, ia pulang kerumah orang tuanya, bukannya selesai problematika keluarganya justru tambah rumit dan akhirnya digugat cerai oleh isterinya.

Kelima, jangan bersedih.Karena bisa mendatang penyakit fisik. Dr. Russell Cecil dari Fakultas Kedokteran Universitas Cornell menyebutkan, larut dalam kesedihan akan berdampak terhadap distribusi dalam tubuh. Ada tetangga penulis yang ditinggal mati oleh suaminya tiba-tiba strok karena diakibatkan selalu meratapi matinya pujaan hatinya.

Keenam. Jangan Bersedih karena dikritik. Andre Moor mengatakan, "Segala sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita tampak menjadi sebuah kebenaran, dan yang tidak sesuai akan memicu kemarahan kita." Demikian halnya, penulis acapkali dikoreksi ketika mengisi kajian interaktif. Penulis merasa itu sebagai injeksi positif agar kedepan lebih baik lagi.

Ketujuh, jangan bersedih dengan ujian hidup. Dr. Samuel Johnson mengatakan, " Kebiasaan melihat sisi baik dari semua peristiwa jauh lebih berharga daripada mendapatkan penghasilan seribu poundsterling dalam setahun."

Ada salah satu mahasiswa curhat kepada penulis karena dicampakkan saat ia hamil tujuh bulan. Ia mengeluh, "saya sudah tidak kuat lagi ust!" keluhnya. Penulis mencoba memberikan motivasi padanya, "Hidup hanya sekali, jangan habiskan hidupmu larut dalam keterpurukan hanya memikirkan lelaki pengecut seperti dia, hidupmu masih panjang, songsong dengan hati ceria. Karena wanita hebat itu, ia yang mampu bertahan dalam keterpurukan." tutur penulis.

Oleh karena itu, jangan bersedih...karena kesedihan yang mendera kalian akan meluluh lantakkan kehidupan anda.



Seminar Evaluasi Pembelajaran



Seminar Evaluasi Pembelajaran


Kemarin STAI at-Taqwa Bondowoso menggelar seminar Evaluasi Pembelajaran di SMKPP Telagalampel yang menindak lanjuti MoU sebelumnya diantara kedua belah pihak.

Seminar tersebut, diinisiasi dan dicanangkan sejak awal semester oleh masing-masing ketua kelas prodi PAI semester VI. Adapun susunan kepanitian sebagai berikut:

Ketua, Nurul Rahmah
Sekretaris, Ika Rahmawati.
Bendahara, Abdul Wafi. Dan yang memimpin jalannya seminar atau moderatornya mahasiswa prodi PAI semester VI yang bernama Abdullah Faqih, dengan kemampuannya yang cukup memukau para narasumber, acara seminar alhamdulillah berjalan khidmat dan sukses. Sementara audiennya didominasi para mahasiswa dan juga turut hadir beberapa dewan guru SMKPP Tegalampel.
Adapun seksi-seksi yang lain melibatkan semua mahasiswa prodi PAI semester IV.



 Sengaja topik yang diangkat tentang Evaluasi Pembelajaran. Pasalnya, yang mengadakan program tersebut mahasiswa prodi PAI semester VI guna melaksanakan UAS mata kuliah Evaluasi Pembelajaran dengan metode resum semua materi seminar dan juga menindaklanjuti mata kuliah Evaluasi Penbelajaran yang diampu oleh Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I. Tujuan utamanya seminar tersebut, untuk mengajarkan  mahasiswa menjadi guru yang profesional dalam menjalani Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di institusi pendidikan yang merupakan kegiatan lanjutan dari teori pembelajaran (Micro Teaching) dikampus yang menekankan pada berbagai kegiatan dan pengalaman nyata tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, antara lain: menyusun dan menyiapkan perangkan pembelajaran secara tertulis, mengajar, mendidik siswa dan mempelajari pengelolaan lembaga pendidikan.

Dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Dr. Saeful Kurniawan, S.Pd., M.Pd.I selaku narasumber pertama menyampaikan dalam pemaparan presentasinya,
Evaluasi harus ada pemberi pertimbangan (judgement). Dengan pertimbangan tersebut bisa menentukan nilai dan makna (worth and merit) dari pembelajaran yang sudah dievaluasi. Sementara kata Pembelajaran lebih menekankan proses belajar mengajar peserta didik dengan sungguh-sunģguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial.



Beliau juga, menyampaikan statemenya,  bahwa Evaluasi Pembelajaran terdiri dari tiga domain, pertama, cognitive domain yang meliputi  pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), dan evaluasi (evaluation) yang menuntut peserta didik untuk dapar mengevaluasi segala sesuatu dalam proses belajar mengajar.

Kedua, affetive domain yaitu internalisasi sikap yang menunjukkan perkembangan batiniah peserta didik. Domain afektif ini terdiri dari, kemauan menerima (receiring), kemauan menanggapi (responding), dan organisai (organization) yaitu peserta didik mampu menyatukan nilai yang berbeda. Hal ini, menuntut guru yang multitalenta dan sudah siap semua perangkat mengajarnya.




Ketiga, psikomotor (psychomotor domain) yaitu kemampuan peserta didik untuk melatih gerakan yang komplek yang meliputi,

1)  Muscular or motor skill, yang mampu menampilkan gerakan yang baik.

2)  Manipulation of materials or objects, yang mampu menyusun dengan baik.

3)  Neuromuscular coordination, yang mampu menghubungkan dengan yang lain.

Diakhir paparannya, beliau menyampaikan,

"Guru PAI haram masuk kelas jika perangkat mengajarnya tidak ada, karena RPP adalah peta mengajar dan ruh pembelajaran." tuturnya, dg tegas disampaikan kepada semua audien.


Dalam acara seminar Evaluasi Pembelajaran tersebut, turut dihadiri kepala sekolah ibu Anik Sudiartini, S.Pd, M.Pd, beliau bertindak sebagai narasumber kedua, dalam presentasinya beliau menekan guru harus tidak gaptek (gagap tehnologi) karena sekarang sudah memasuki era industri 4.0. Beliau juga menantang audien untuk maju kedepan untuk menjelaskan industri 4.0, sembari menyampaikan akan memberikan hadiah bagi yang bisa  menjelaskannya. Disela-sela penyampaiannya, tiba-taba Mahasiswa PAI semester IV kelas A yang bernama Sofyan Homaidi berani tampil maju kedepan, dengan rambut gondrongnya sambil mendapatkan tepuk tangan dari audien yang lain. Ia menjelaskan semua pertanyaan narasumber tentang industri 4.0 dengan singkat, padat dan tepat. Sesuai janjinya ia diberikan hadiah oleh narasumber yang ia beli dari negara Australia.

Disesi dialog juga ada mahasiswa lain yang juga maju kedepan yang bernama Abdul Baari',  ia memaparkan pendapatnya yang brilian dan memberikan statemen koreksinya, terhadap narasumber kedua. Beliau sebagai narasumber, memberikan jawaban yang riel dan kontekstual sesuai dengan pengalamannya dalam memimpin SMKPP Tegakampel yang berhasil mengaharumkan nama baik institusi pendidikannya di kancah internasional. Beliau adalah sosok wanita yang menjadi icon kepala sekolah kabupaten Bondowoso dalam meraih keberhasilan mendapatkan penghargaan dari Presiden RI dan satu-satunya kepala sekolah di kabupaten Bondowoso, menjadi pembicara seminar Internasional di China, Autralia, Thailand dan negara eropa lainnya.



Pada seminar tersebut,  yang bertindak sebagai narasumber ketiga bapak Sofyan Sauri, S.Pd., M.Pd. selaku waka kurikulum SMKPP Tegalampel. Beliau memaparkan presentasinya, tentang pentinganya (urgensi) perencanaan pembelajaran yang matang, karena menurutnya perangkat pembelajaran itu, peta mengajar yang sudah terstruktur dan terukur, agar guru itu fokus pada  materi pelajarannya yang mereka ajarkan.

Selain itu juga, bapak Sofyan Sauri, sangat mengapresiasi pelaksanaan program seminar ini,  karena menurutnya banyak hal yang diperoleh oleh para audien tentang ilmu keguruan yang langsung diperoleh dari para pakar dan praktisi pendidikan.

Tujuan diselenggarakannya seminar juga adalah, untuk mencetak insan akademika yang berjiwa akademis yang organisatoris, harapannya out put dan out come dari STAI at-Taqwa Bondowoso mampu mengasah skill akademiknya yang bisa menjadi pribadi inisiator, educator, organisator, motivator, inspirator, dan spikulator kebaikan dalam berkiprah di organisasi masyarakat. Sehingga kehadirannya menjadi oase yang diharapkan dan menyejukkany masyarakat ditengah-tengah kehidupan yang kompetitif ini.



Acara tersebut diakhiri dengan pembacaan doa oleh guru PAI SMKPP dan pemberian cinderamata serta foto bersama. Semoga acara tersebut bersamaan dengan Maunah dan Hidayah Allah. SWT.


Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd 29 Juli 2019

Selasa, 23 Juli 2019

Hari Baik, Perspektif Islam


Hari Baik, Perspektif Islam


Islam dibangun atas dasar rasionalitas. Begitu juga syari'ah Islam di produksi tidak ada yang tidak masuk akal (irrasional). Kalau misalnya ada orang yang berasumsi hukum syari'ah tidak rasional, besar kemungkinan akalnya yang tidak sehat (human error).

Muslim sejati seyogyanya berkeyakinan bahwa semua yang terjadi atas skenario Tuhan yang bersifat konstruktif bagi dirinya. Segala hal yang menimpanya pasti menyimpan hikmah yang besar.

Satwasangka yang sarat dengan Metos sudah disinyalir oleh Allah SWT yang tersurat dalam firman-Nya,

"Mereka menjawab, "sesungguhnya kami bernasip malang karena kamu. Sungguh jika kamu tidak berhenti menyeru kami niscaya kami akan rajam kamu, dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami." Mereka para utusan berkata, " kemalangan kamu adalah ulah kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan?.Sebenarnya kami kaum yang melampaui batas." (QS. Yasin:18-19)

Dikalangan masyarakat masih mewabah keyakinan hitungan jawa, nogo, dan hitungan lain.

Penulis pernah melangsungkan akad nikah dalam proses pernikahan dibulan suci ramadhan, keinginan ini ditentang keras oleh banyak pihak terutama dari keluarga besar yang sangat meyakini hitungan jawa. Pasalnya, menikah di bulan suci ramdhan tidak baik dan akan membawa sial.

Tapi penulis tetap bersikukuh dengan komitmen awal harus menikah dibulan suci ramadhan, sambil memberikan sedikit pencerahan kepada mereka,

" Bulan suci ramadhan adalah bulan yang penuh barokah (syahru al-barokah) dan juga bulan yang penuh kebaikan, dengan begitu harapannya menikah dibulan suci menjadi akad nikah yang penuh berkah (aqdu al-mubarakah)." terang penulis. Sesekali penulis menyampaikan firman Allah SWT.,

"Bulan ramadhan adalah bulan dimana dibulan tersebut, diturunkannya al-Qur'an."

Memang, ada bulan yang sunnah melangsungkan pernikahan yang dicontohkan oleh nabi Muhammad saw. yaitu hari rabu, sebagaimana sabdanya,

"Tidaklah suatu yang dimulai hari rabu kecuali sempurna."

Memang ketika membicarkan hadits diatas, menjadi tranding topik dikalangan para ulama. Imam as-Sakhawi menyangsikannya sebagaimana statemenya dalam kitab "maqoshid al-hasanah-nya. Ia membenturkan dengan hadits lain yang mempunyai derarajat marfu' jalur Jabir.

"Hari rabu adalah hari na'as yang berkelanjutan." (HR.Imam Thobrani).

Berbeda dengan pendapatnya Imam Burhanu al-Islam az-Zarnuji dalam magnun opus-nya "Ta'limu al-Muta'allim". berpendapat aktifitas baiknya seharusnya di mulai hari Rabu dengan alasan karena dengan hari itu cahaya Allah diciptakan. Sebagaimana halnya penulis, mulai berangkat mencari ilmu di pesantren al-Utsmani Beddian hari Rabu atas arahan dan titah dari sang guru penulis yaitu KH. Thoharuddin,  pengasuh pondok pesantren Nurul Hasan Koncer Jatian.

Selain dari itu, masih dalam topi hari baik dalam pernikahan adalah bulan syawal, sebagaimana sabda nabi Muhammad saw, riwayat Aisyah,

" Rasulullah saw menikahi saya pada bulan syawal dan menjimak juga bulan syawal."

Dengan adanya hadits diatas, para ulama secara aklamasi menegaskan kesunnahan akad nikah pada syawal.

Dengan demikian, kita dianjurkan oleh hukum syari'ah untuk melakukan hal baik pada hari baik, namun tentunya melarang melakukan hal baik pada hari hari dan bulan tertentu karena dengan alasan "NA'AS". Itulah landasan hari dan bulan baik yang acapkali dijadikan landasan oleh umat Islam.

Takdir Tuhan


Menjadi Kambing Hitam

Ada hal buruk dari perbuatan kita, ketika mendapatkan suatu yang tidak menyenangkan, musibah, kecelakaan, peperangan dan kehancuran sebuah negara maka kita buru-buru mengeluarkan statemen ini Takdir Tuhan. Sebaliknya, ketika kita mengalami keberuntungan, keberhasilan, kejayaan, kesuksesan, kemapanan, dan meraih kebahagiaan maka juga kita buru-buru membuat fatwa ini adalah hasil jerih payahku, usahaku, kerja kerasku, dan kerajinanku. Padahal, hal ini tidak sejalan dengan firman Allah SWT. 

"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu maka itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. (QS. 4:79).

Benar, kita semua tidak bisa lepas dari Takdir Tuhan. Tetapi takdirnya tidak hanya satu. Kita diberi kemampuan memilih dan memilah pelbagai takdir Tuhan. Hancurnya sebuah negara dan kacaunya sebuah bangsa di pelbagai belahan dunia, khususnya porak-porandanya negara-negara timur tengah yang notabenenya negara islam adalah sebuah pilihan rakyatnya. Bukankah Pergolakan dan pertikaian diantara umat Islam memang takdir-takdir Tuhan, berdasarkan hukum kausalitas yang sudah ditetapkan-Nya. Sehingga jika umat Islam tidak mawasdiri dan mencoba mengantisipasinya sejak dini darinya, otomatis ia akan menerima konsekwensinya. Tetapi, jika umat Islam bersatu padu dan membangun ukhuwwah Islamiyah, mereka akan menerima implikasi positifnya, itupun juga Takdir Tuhan. Takdir yang bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pilihan kita masing-masing, yang disebut dengan Takdir Mu'allaq, yaitu Takdir Tuhan yang masih menunggu upaya dan usaha maksimal kita. 

Dalam kitab al-Dasuqi disebutkan Takdir ada dua macam. Pertama, Takdir Mu'allaq yaitu Takdir Tuhan yang masih menunggu upaya dan usaha maksimal kita. Kedua, Takdir Mubram yaitu Takdir yang menjadi hak preogatif Tuhan sendiri, yang sama sekali tidak ada interfensi usaha manusia. 

Kita mau menjadi orang baik, orang sukses, orang kaya, orang berilmu, dan orang hebat lainnya itu pilihan kita, tergantung upaya dan usaha maksimal kita. Namun, kita terlahir dari rahim ibu kedunia, berjenis kelamin perempuan atau laki-laki, hitam atau putih itu semua menjadi hak preogatif Tuhan yang berada diluar khasanah keilmuan manusia.

Jadi,  adanya dunia ini memang menjadi Takdir Mubram-Nya, namun kekacauan dan kehancuran dunia saat ini yang menimpa negara-negara Islam itu menjadi pilihan kita yang masih berada diwilayah Takdir Mu'allaq-Nya.

Pada suatu kesempatan, penulis berdialog dengan salah satu tokoh Eskatologi dunia perwakilan di Asea yang berada di negara Singapura yaitu Dr. Ust. Hasballah. Dalam kesempatan itu penulis mencoba mengangkat topik fenomena timur tengah yang luluh-lantak karena perang saudara yang tiada berkesudahan. 

"Sejatinya peperangan yang terjadi di Suriah, Yaman, Baghdad, Tunisia dan negara timur tengan lainnya bukan perangnya orang muslim tapi perangnya negara Iran dan sekutunya (Rusia, China dll.) melawan (versus) Saudi Arabia dan sekutunya (Israel, Amerika dan negara-negara NATO lainya). Bagaimana sikap Anda terhadap peristiwa mengerikan ini yang susah makan jutaan korban jiwa dari saudara-saudara kita sesama muslimnya?" tanya penulis. Dr. Ust. Hasballah menberikan statemen, "Itu memang sudah Takdir Tuhan." imbuhnya, dengan wajah dan mimik pesimis dan kurang meyakinkan. 

Hemat penulis, perang memang Takdir Tuhan, tapi perang juga bisa dicegah dan dihindari sesuai kesungguhan kita sebagai umat islam yang satu.

Kita sadari bahwa mereka yang gugur dimedan perang telah menemui Tuhan dan telah benar-benar memenuhi panggilan-Nya.

"Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi di rudhai-Nya, maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah kedalam surga-Ku (QS.89:27-30).

Walau al-Quran menamakan sebuah kematian  dengan musibah (QS.47:20), namun itu perspektif sangkaan manusia yang ditinggal wafat keluarga, tidak demikian menurut pandangan orang yang meninggal kematian dianggap suatu keniscayaan dan rangkaian anugerah ilahi yang tidak terbayangkan (lihat QS: 2:28). Mengapa begitu, karena kematian merupakan jalan satu-satunya menuju kenikmatan hakiki dan abadi.

Seperti halnya nasehat KH.Maksum, 
"Kita semuanya akan mati. Daripada mati diatas kasur lebih baik mati di medan tempur". Ungkapnya, saat memberikan tausiah dimasjid Istilal Jakarta yang ditayangkan live oleh tvone tahun kemarin.

Dalam kehidupan kita ini, bagaikan telur belum menetas. Kesempurnaan anak ayam jika sudah meninggalkan dunia telur. Begitu juga manusia, kesempurnaan kehidupnya hanya bisa gapai dengan meninggalkan dunia, yaitu alam kematian atau alam akhirat tempat abadi.

Senin, 22 Juli 2019

Urgensi Syukur


Urgensi Syukur

Kemarin yayasan at-Taqwa Bondowoso mengadakan Tasyakkuran atas terselesainya gedung ruang kelas baru (RKB). Dalam acara itu yang bertindak sebagai pimpinan Dzikru al-Ghofilin dan at-Taqwa bersholawat adalah tokoh NU yang cukup familiar dan populer dimasyarakat Bondowoso yaitu KH.Syaiful Rijal yang dipanggil Gus Syef dari Jember. Turut hadir dalam acara tersebut direktur pascasarjana IAIN Jember sekaligus pembina Yayasan bapak Prof. Dr. H. Abdul Halim Soebahar yang didampingi oleh wakil ketua yayasan at-Taqwa Bondowoso Drs. KH. Kholil Syafi'ie, M.Si. Dalam kesempatan tersebut KH.Syaiful Rijal. menyampaikan,

"Yang megah itu tidak hanya bangunan gedungnya, tapi harus berbanding lurus dengan pengembangan SDM  nya sesuai dengan namanya at-Taqwa". Inbuhnya sambil menyentil panitia, pasalnya beliau datang tepat waktu (on time) sementara lokasi acara masih sepi.

Sementara Drs. KH. Kholil Syafi'ie, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam terselesainya gedung tersebut, terutama ucapan terima kasihnya disampaikan kepada arsitektur bangunan yang sudah sukses 100%.

Oleh sebab itu, syukur harus diimplementasikan dengan kedisiplinan dalam berorganisasi,  sebagaimana firman Allah,

"Dan Dia yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau ingin bersyukur. (QS.al-Furqon:62).

Kata syukur yang sudah menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Arab. Dalam bahasa asalnya, syukur ditulis dengan syukr yang merupakan bentuk masdar. Kata kerjanya adalah syakara (madli), dan yasykuru (mudhari'). Di samping itu, ada pula kata syukuur yang dua kali disebut dalam al-qur'an, yakni dalam surat al-furqan:62 dan surat al-Insan:94.

Sementara itu, di Indonesia khususnya Bondowoso populer dengan sebutan tasyakkur. Imam al-Razi menerangkan bahwa kalimat tasyakkara lahu sama dengan kalimat syakara lahu. Dalam KBBI, kata syukur diartikan sebagai bentuk terima kasih kepada Allah SWT. Secara epistimologi syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa yang dilakukan kepadanya. Urgensi syukur menampakkan anugerah nikmat dengan menyebut-nyebut nikmat dan pemberinya dengan lidah. Penulis menghadiri acara tasyakkur atas selesainya ruang kelas baru (RKB) dengan beberapa rangkaian acara, mulai dari acara semaan al-qur'an, dzikru al-Ghofilin, dan at-Taqwa bersholawat ini sebagai bentuk dari syukur bil lisan atas limpahan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.




Sementara menurut terminologi kata syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dengan disertai ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Imam al-Ghazali dalam kitab ihya ulumuddin yang penulis baca dan telaah tadi malam, mengklasifikasikan syukur atas tiga macam, yakni:

Pertama, ilmu yaitu pengetahuan tentang nikmat dan pemberinya. Artinya, institusi pendidikan ini tidak saja membangun gedung tapi juga membangun sumber daya manusianya sehingga akan selalu memuji Allah dan tidak akan muncul keinginan memuji yang lain.

kedua, kondisi spritual yaitu karena pengetahuan dan keyakinan tadi melahirkan jiwa yang tenteram. Mensyukuri itu tidak hanya mencintai nikmatnya saja tapi juga mencintai yang Maha Pemberi Nikmat yaitu Allah SWT.

Ketiga, Syukur bil af'al atau amal perbuatan (aplikasi), ini berkaitan dengan hati, lisan, dan anggot badan. Hati punya obsesi ingin mengaplikasikan kebaikan. Lisan menampakkan rasa syukur dengan cara mengadakan ritual keagamaan. Anggota badan melakukan perbaikan menyeluruh (totalitas). Dengan syukur bil arkan ini, diharapkan at-Taqwa kedepan bisa melakukan proses total quality management (TQM) atau manajemen mutu terpadu (MMT). Edward Sallis mengklasifikasikan pengembangan mutu terpadu dalam institusi pendidikan menjadi tiga bagian, yaitu:

Pertama, Pengembangan Mutu Terpadu dengan konsep absolut. Dalam konsep ini, at-Taqwa kedepan bisa mampu meluluskan dan mengorbitkan out put yang berkualitas tinggi.

Kedua, pengembangan mutu terpadu dengan konsep relatif. Dalam konsep ini, at-Taqwa kedepan bisa menawarkan pengembangan stakeholder dan semua pihak-pihak terkait SDM yang unggul dan terpercaya.

Ketiga, Pengembangan Mutu Terpadu dengan konsep custumer cervis meningkatkan pelayan prima terhadap pelanggan pendidikan, karena menurut Peter pelanggan pendidikan akan mau membayar lebih untuk mutu yang baik, tanpa menghiraukan tipe produknya.

Oleh karena itu, dengan adanya acara tasyakkur  terselesainya ruang kelas baru kemarin, paralel dan berbanding lurus dengan rasa syukur bil arkan kita dengan cara mengejawantahkan perbaikan mutu terpadu secara menyeluruh dari semua aspek sebagai mana yang disampaikan oleh KH.Syaiful Rijal,

"institusi ini tidak hanya megah gedungnya tapi juga ada pengembangan pendidikan spritual sebagaimana namanya "at-Taqwa".

Semoga orang-orang yang berada dibawah naungan yayasan  tercinta tersebut, senantiasa  termasuk orang-orang yang selalu bersyukur kepada Allah SWT dan merasa diri cukup serta puas atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepada kita semua.

Esensi Sebuah Nama


Dibalik Nama yang tersimpan Sejuta Cerita

Saeful Baari, nama asli dari Saeful Kurniawan, kenapa ganti nama? pasalnya waktu ia sekolah dasar, diminta oleh ibu Endang guru SDN Koncer Kidul 01 untuk penulisan ijazah. Ibu Endang bertanya, " Ful, nama lengkapmu siapa?tanyanya. Ia bilang, " Saeful Baari" jawabnya. Ibu Endang menawarkan nama tambahan, "Ful, bagaimana kalau diganti Saeful Kurniawan saja?" tandasnya. Secara reflek dan bahagia ia senang sekali karena termasuk nama yang modern pikirnya."ya ibu, saya setuju." jawab saeful kecil.

Pada kesempatan lain, KH. Abdul Hamid Utsman pengasuh kedua pondok pesantren al-Utsmani  menanyakan nama Saeful yunior. "Bhinthereh poserah nyamah lengkapah pean/ Siapa nama lengkapmu?" tanya beliau. " Muhammad Saeful Kurniawan" jawab Saeful yunior. "Wah, nyamah sakerai e kadhibiih artinya namanya panjang sekali". Beliau melanjutkan pertanyaannya, "Kok berani memberi nama itu dan apa artinya? sergahnya. Saeful yunior kebingungan dan ia menjawab apa adanya. "Muhammad, karena tabarrukan kepada nama nabi Muhammad saw. nama Saeful, artinya pedang. Nama kurniawan diambil dari suku kata "karunia" yang artinya pemberian. Imbuhan wan diambil dari suku kata bahasa Inggris "one" artinya satu. Kesimpulannya, makna Muhammad Saeful Kurniawan adalah satu pemberian pedang yang terpuji. beliau tersenyum sembari berkata, "ada ada saja kamu Ful". Namun, KH. Abdul Hamid Utsman memanggil Saeful yuniur dengan nama Saeful Ridwan. Sungguh nama yang bagus yang sarat dengan makna pedang yang diridhai.

Saeful yunior lahir di desa Jambeanom Kecamatan Jambesari Darussholah Bondowoso pada tanggal 03 Desember 1977. Ia lahir dari pasangan bapak Bunaris dengan ibu Nurhati. Saeful yunior adalah putera pertama dari empat bersaudara. Putera kedua bernama Sulas (almarhumah) putera ketiga bernama Adnan (almarhum) dan anak keempat bernama Muhammad Kholil Tumudzi sudah menikah dikarunia satu orang putera.

Setelah Saeful yunior berumur satu tahun di boyong ke dusun Gudang Seng desa Koncer Kidul Tenggarang Bondowoso oleh kedua orang tuanya, karena bapak Bunaris berasal dari desa tersebut. Didesa itulah Saeful yunior menjalani hidupnya hingga dewasa.

Saeful yunior menjalani hidupnya dengan sangat sederhana sekali dan serba kekurangan pasalnya kedua orang tuanya bekerja sebagai penarik becak yang mangkal setiap hari di kota Bondowoso. Sementara itu ibu Nurhati bekerja sebagai buruh tani untuk membantu sang suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Saeful yunior setiap pagi sekolah di SDN Koncer Kidul 01 Tenggarang dengan berjalan kaki tanpa alas kaki karena masih belum mampu beli sepatu. Ia sehari-sehari membantu kedua orang tuanya mencari bayam di persawahan untuk mengurangi beban belanja keluarganya. Ia juga sering disuruh oleh tetangganya menggiling padi dan jagung dengan upah seikhlasnya sebagai tambahan uang saku sekolah. 

Nabi Muhammad saw. bersabda, 

"Hendaklah kalian memberi nama anakmu dengan nama yang bagus." 
Artinya, nama yang sarat dengan makna bagus. Nama yang bagus tidak harus berbahasa arab karena nama yang diambil dari bahasa arab juga ada yang bermakna jelek, contoh misalnya, Jahannam, Iblis, Narun dan lain sebagainya. Nama non arab juga ada yang mempunyai makna bagus. Contoh misalnya, Sugeng, Budi, Kurniawan dan nama non arab lainnya.

Oleh karena itu, kita harus memberi nama yang bagus dan baik, karena nama itu adalah doa. Semakin bagus nama yang kita berikan kepada anak-anak kita berarti semakin tinggi harapan dan doa kita untuk anak-anak kita menjadi anak yang baik dan berbakti kepada bangsa, agama, dan orang tua.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I. 
21 Juli 2019

Sabtu, 20 Juli 2019

Membangun Mind sed Progresif

KAMPUS
Membangun Mind sed Progresif

Universitas adalah institusi pendidikan yang membangun pola fikir yang progresif. Dr. Wawan Djuandi pernah berkata kepada mahasiswa pascasarjana UNIB " kalau Anda datang kekampus ini hanya sekedar mencari secarik kertas ijazah, Anda salah alamat.Kampus hanya untuk mahasiswa yang mau merubah pola pikir yang lama (tradisionalis) menjadi pola fikir yang baru (rasionalis)." 

Pola pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berfikir yang mempengaruhi prilaku dan sikap seseorang yang akhirnya akan menentukan level keberhasilan hidupnya.(Adi W Gunawan dalam Yoga, 2008). Bahwa believ menentukan  cara berfikir, berkomunikasi dan bertindak seseorang. Oleh karena itu kalau ingin mengubah  pola pikir, yang harus dirubah terlebih dahulu adalah kumpulan believ.

Menurut Howard Gardner pola pikir kecenderungan manusiawi yang progresif dan dinamis. Pola pikir bisa menjadi miniatur pemikiran dan pandangan hidup kita. Penulis mencoba menghimpun beberapa pola pikir dari hasil interaksi sosial diberbagai pertemuan baik didunia akademik dan non akdemik, berikut jenis pola pokirnya, diantaranya;

Pertama, Pola Pikir Perfeksionis, adalah menilai dirinya terlalu tajam sehingga tidak berani mencoba. Penulis punya teman yang mempunyai pola pikir cukup progresif tapi apatis terhadap dirinya sendiri sehingga ketakutan untuk melangkah dan melanjutkan studinya.

Kedua, Pola Pikir Obsesif, adalah selalu mengingat masa lalunya yang buruk. Penulis punya saudara yang tidak berani untuk menikah karena selalu dihantui masa lalunya dimana ia pernah menjalin dengan seorang perempuan dan melanjutkan kejenjang pernikahan tapi tidak mendapatkan restu dari salah satu keluarganya akhirnya tidak jadi menikah, dan sampai saat ini takut untuk menikah karena masa lalunya bisa terulang lagi.

Ketiga, Pola Pikir Ketergantungan adalah sikap menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Penulis punya sahabat yang dikhianati oleh pasangannya selingkuh dengan pihak ketiga namun ia takut untuk bertindak tegas kepadanya karena masih butuh sosok ibu bagi kedua anaknya.

Keempat, Pola Pikir Dogmatis adalah memaksakan kehendaknya. Penulis pernah membantu mendirikan yayasan di Sumber Jeruk yang bertindak ketua yayasannya adalah teman penulis. Ia bersikap Birogratis memaksakan kehendaknya agar orang lain mengikuti semua programnya tanpa mendengarkan pendapat pengurus yang lain, akhirnya tingkat kepercayaan mereka mulai memudar dan banyak yang mengundurkan diri dari yayasan tersebut karena mereka merasa tertekan di lembaga tersebut.

Kelima, Pola Pikir Realistis adalah melihat seseutu tanpa emosi. Saya punya sahabat dari Bali bertandan kerumah menanyakan kuliah program doktor diUIN Maliki Malang, penulis ceritakan prosedurnya kepadanya dengan penuh keyakinan dan optimis berkata, "saya mau daftar juga disana" tuturnya kepada penulis. Akhirnya, ia kuliah di Malang dan sudah mau sidang tertutup program doktor.

Keenam, Pola Pikir Taoisme adalah bersikap penengah antara takut dan berani. Artinya, pola pikir ini yang perlu kita yakini karena hitam tidak selalu jelek dan putih tidak selalu baik. Sesuatu yang jelek akan sangat bermanfaat jika ada pada waktu (timing) yang tepat, begitupun sebaliknya. Kita harus menjadi pribadi dijalur tengah dan selalu mawasdiri.

Dalam tafsir Ibnu Katsir, secara eksplisit tidak menjelaskan makna pola Pikir secara gamblang dan universal karena memang didalam tafsir Ibnu Katsir tidak begitu mendalam dalam segi linguistik. Berikut ayat yang memaparkan tentang Teologis dengan term al-'aql (QS.al-A'raf:167) sepintas ayat ini menjelaskan generasi orang saleh dan orang jahat, datanglah generasi yang didalamnya tidak terdapat kebaikan sama sekali padahal mereka sudah mewarisi pelajaran Taurat.

Dengan demikian adanya realitas manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan akal dibanding dengan makhluk lainya, maka interaksi sosial yang kita lakukan akan berhadapan dengan pola pikir beragam latar belakang, keturunan, dan pendidikan yang harus kita sikapi dengan bijak dan baik.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd. I 20 Juli 2019

Jumat, 19 Juli 2019

MENSYUKURI MUSIBAH


Dibalik Musibah Ada Hikmah yang Tersembunyi

Nabi Daud diberikan kemampuan untuk menyulap besi menjadi barang yang bernilai investasi dengan kratifitas dan produktifitas sendiri. Barang tersebut menjadi komodity yang bernilai tinggi di pasar. Seperti itulah Nabi Daud mengasah karyanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Pada suatu hari, ia memerintahkan ajudannya untuk memasarkan propertinya ke pasar. Beberapa waktu berselang, Nabi Daud terperanjat karena propertinya tidak membawa untung sama sekali. Dagangannya utuh, tidak ada satu orang pelanggan pun (custumer) yang tertarik membelinya. Usut punya usut ternyata orang-orang di pasar berbondong-bondong pergi kekuburan. Pasar sepi pembeli, aktifitas transaksi terhenti. Pasalnya, karena sebelumnya Nabi Daud menangkao dan memenjarakan para Iblis (salah satu mu'jizat dari Allah). Oleh sebab itu Nabi Daud membebaskan kembali para Iblis. Hikmah dari cerita diatas, ternyata kehadiran Iblis sebagai tokoh antagonis terkutuk juga sangat berperan dalam kehidupan kita. Tanpa kehadirannya kehidupan dan aktivitas sosial akan stagnan dan statis.

PEMBAHASAN

Ada sebuah buku berjudul The Divine Message of the DNA karya Kazuo Murakami. Dalam tubuh kita, terstruktur kehidupan yang paling mendasar  adalah gen. Ia ibarat microchip yang memprogram seluruh anggota tubuh kita. Dan, struktur kode genetik kita merupakan kombinasi dari sel neuron yang terdiri lebih dari tiga miliar gen. Simpelnya, tiga miliar gen yang menentukan tindak tanduk dan perubahan tubuh kita, ada gen yang menentukan warna rambut, gen yang menentukan cara mendesain mind set, gen yang mempengaruhi emosi dan gen yang mempengaruhi syaraf mata. Jadi kita punya tombol untuk mengaktifkan dan meng non aktifkan gen-gen tersebut kembali kepada pribadi kita masing-masing.

Penulis pernah bertunangan dengan puteri kedua KH. Muhibbin Pengasuh Pesantren Darussa'adah Tempean Padasan Pujer bernama Nadifah. Pada suatu saat ia sharing tentang kondisinya, "saya divonis oleh dokter tidak bisa punya anak karena penyakit liver" keluhnya sambil menangis. Bagaikan disambar petir hati penulis waktu itu kecewa sekali tapi penulis masih bisa mengendalikan emosi sambil menasehatinya, " yang sabar, mungkin ini nasib kita. Anak tidak harus lahir dirahimmu tapi anak bisa dari rahim orang lain dengan cara adopsi" tandas penulis untuk menghiburnya. satu bulan menjelang pernikahan kita, ia dipanggil oleh Allah SWT disisi-Nya. Penulis waktu itu, larut dalam kesedihan, bagaimana tidak kami berdua mau menikah tinggal satu bulan lagi, kemudian ia meninggalkan kita semua untuk selamanya. 

Satu tahun dari wafatnya penulis menikah dengan seorang perempuan bernama Siti Nur Aini dari Prajekan dan alhamdulillah kami dikarunia tiga orang puteri cantik, puteri pertama, namanya Puteri Ani Nurisma. Kedua, namanya Aghisna Najwa Salsabila dan yang  ketiga, namanya Nilta Aqiela Fanani yang selalu menjadi kebanggaan kami. Subhanallah, mungkin ini ke adilan dan kebijaksanaan Allah SWT. Penulis baru bisa menangkap hikmah dari musibah kematiannya yang divonis mandul menjadi keluarga bahagia yang dianugerahi puteri-puteri cantik. Acapkali, musibah menjadi hikmah besar setelah beberapa tahun kemudian.

Jadi, seperti itulah kurang lebih penjelasan ilmiah dari ayat al-Qur'an,
"Sungguh, bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Bersama kesulitan benar-benar selalu ada kemudahan. (QS.al-Insyirah:5-6).

Karena itu, musibah yang menimpa tidak perlu diratapi karena bisa menghidupkan gen-gen negatif yang juga bisa mengistruksikan  pada aksi-aksi negatif. Begitupun sebaliknya. Musibah itu keniscayaan, penderitaan adalah sikap dan pilihan.

KESIMPULAN

Pada akhirnya, musibah mengubah mind set seseorang dalam memahami kehidupan. Sebagaimana lantunan bait doa Ali Zainal Abidin saat beliau sakit,

Ya Allah, aku tidak tahu, apakah aku harus bersyukur atau bersabar dalam kondisi sakit ini. Sebab, berkat sakit ini, aku bisa terhindar dari berbagai kenistaan, aku lebih punya banyak waktu untuk berdzikir dan berkumpul dengan keluarga.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 20 Juli 2019.

Kiamat Sudah Dekat


Kiamat Sudah Dekat Perspektif Telaah Kitab "Dzurratu al-Nasihin"

Untuk merefress pikiran penulis mengadakan roud show silaturrahim di beberapa daerah mulai desa Gayam, Tarum, dan terakhir Sempol. Penulis disambut oleh salah satu tokoh agama alumni pesantren di Madura yaitu ust. Husnan. Awalnya topok pembicaraan kita yang ringan-ringan saja, mulai dari topik keluarga, pendidikan, politik, terakhir masalah Kiamat. Puncaknya penulis disodori dan disuguhi kitab "Dzurratu al-Nasihin" dengan mencuplik sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Sayyidina Ali Ibn Abi Tholib, nabi Muhammad saw bersabda,

" Akan datang kepada manusia suatu zaman Islam hanya tinggal nama, agama hanya tinggal tulisan, al-qur'an hanya tinggal pelajaran, Masjid Megah tapi sepi jamaah, figur yang paling bejat pada zaman itu adalah Ulamanya.yang acapkali membuat statemen fitnah. Hal itu adalah tanda-tanda kiamat.

PEMBAHASAN.

Hadits tersebut memberikan beberapa indikasi kuat adanya kiamat yang semakin dekat, 

Pertama, Islam hanya tinggal nama. Fakta ini memang sudah terbukti pasalnya penulis pernah mengisi pengajian di daerah kaki gunung dusun Padukuhan desa Cangkring. Penulis menguji semua jama'ah untuk membaca kalimat syahadat ternyata kebanyakan dari jamaah banyak yang tidak hafal. Padahal KTP nya beragama Islam sementara rukun islam yang pertama mereka tidak hafal. Ini menjadi tanggung jawab para dai dan muballigh karena mereka tidak pernah memikirkan akar rumput yang ada dipelosok negeri.

Kedua,agama hanya tinggal tulisan. Penulis pernah mengisi pengajian di salah satu masjid desa Mangli Wetan yang diadakan oleh KKN STAI at-Taqwa Bondowoso. Masyarakat disana semua beragama akan tetapi tidak menerapkan ajaran agama pasalnya disana masih marak budaya amoral, memelihara anjing dan ilmu-ilmu hitam.

Ketiga, al-Qur'an hanya jadi ajaran. Alhamdulillah saat ini ada program Bondowoso menghafal yang dicanangkan oleh pemerintah daerah dalam hal ini bapak Bupati Bondowoso KH.Drs. Salwa Arifin. Penulis mengirim tiga santri sebagai delegasi untuk di wisuda yang di tempatkan kampus Unej cabang Bondowoso. Tapi program ini tidak paralel dengan prilaku penghafal al-qur'an. Penulis pernah mengkuliah lima mahasiswa penghafal al-qur'an dengan ikut program beasiswa YDSF Surabaya. Ternyata prilaku para pengahfal al-quran yang penulis kuliahkan berprilaku yang tidak sesuai dengan ajaran al-quran. Kondisi ini memang pernah disinggung oleh Rasulullah saw.

 " Akan datang kepada mu suatu zaman dimana zaman itu banyak penghafal al-qur'an hanya sampai di kerongkongannya saja." Artinya, mereka hanya sekedar hafal namun tidak bisa mengetahui dan menghayati yang tersirat dari bacaan al-qur'an.

Keempat, masjid megah tapi sepi jama'ah. Kondisi ini juga sudah terjadi pasalnya, penulis pernah sholat berjama'ah disalah satu masjid megah di Surabaya tapi naifnya, jama'ahnya hanya berempat termasuk penulis.

Kelima, figur ulama yang tidak kridible. Pasca pesta demokrasi kemarin negeri kita tercinta ini gaduh dengan statemen para ulamanya yang saling menjatuhkan satu sama lain melalui media sosial baik face book, telegram, WA, dan media sosial lainnya sehingga pemerintah membuat kebijakan untuk memblokir face book selama beberapa hari guna menjaga stabilitas negara tetap kondusif.

Indikator-indikator diatas yang sudah disinyalir oleh Rasulullah saw 14 abad silam menjadi indikator yang kuat bahwa kiamat semakin dekat.

KESIMPULAN

Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam bisa mawasdiri untuk menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyongsong hari akhir yang sering di sabdakan oleh Rasulullah saw.

Akhirnya, mari kita berdoa semoga negeri tercinta ini dijauhkan dari berbagai probaganda yang bisa menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia khususnya dan umat Islam umumnya.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 20 Juli 2019.

Kamis, 18 Juli 2019

Kekeliruan Berfikir


Kekeliruan Berfikir

PENDAHULUAN

Kekeliruan berfikir itu seringkali menyebabkan depresi, ketakutan, fanatik buta, kegenitan ilmiah, dan berbagai gangguan kejiwaan lainnya.

Didalam al-qur'an, kekeliruan berfikir disebut dengan "dzan" yang diterjemahkan buruk sangka (negatif thingking). Allah Berfirman, " Jahui banyak berprasangka buruk. Sebab ada dosa terselip disana. Pula jangan senang mencari-cari dan membicarakan keburukan sesama. Bukankah kamu tidak suka memakan daging saudaramu sendiri yang sudah tiada?bertakwalah kepada Allah yang Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang." ( al-Hujuraat:12)

Kekeliruan dan kerusakan berfikir bisa disebabkan pertengkaran. Jadi korban pertama dari pertengkaran adalah pola pikir (mind set).Segala kesalahan sebelumnya terpendam menjadi memcuat. Masing-masing pihak saling memojokkan dengan argumentasi yang menurutnya paling benar. Jika pola pikirnya rusak maka semua maka pandangan orang lain semuanya salah. Ada teman penulis yang baru meyakini eskatologi, ia selalu mengambil momentum untuk memasukkan keyakinannya dengan argumentasinya sehingga menggiring pendapat orang lain untuk dibenturkan dengan tafsiran al-quran yang diyakini selama ini. Hemat penulis ketika mencuplik sebuah ayat maka berpotensi beragam tafsir tergantung khazanah keilmuan kita masing-masing.

PEMBAHASAN

Kekeliruan berfikir bisa terjadi dengan empat faktor.

Pertama, self blame (menyalahkan diri). Contohnya penulis punya dua adik kandung yang meninggal sehingga membuat orang tua terutama ibu menangis histeris karena tidak segera membawa ke RSUD Bondowoso. Ia merasa terpukul dan merasa bahwa kematian adik saya disebabkan kelalaiannya. 

Kedua, over generalization contohnya penulis punya tetangga yang punya anak sekolah dasar. Anaknya hemat penulis masih terbilang pintar hanya saja ia lemah dalam mata pelajaran matematika. Pada suatu hari ibunya diundang kesekolah untuk mengambil raport awalnya ibunya tersenyum bahagia melihat mata pelajaran bagus. Namun ketika pandangannya mengarah pada mata pelajaran matematika raut wajahnya sudah mulai berubah karena menahan emosi sambil berkata," dasar bodoh" tegurnya. Padahal, kesalahan yang dilakukan anaknya hanya satu mata pelajaran saja yaitu nilai matematikanya jelek, namu disebut bodoh untuk keseluruhan mata pelajaran.

Ketiga, filtering yaitu menyaring beragam beragam informasi yang sampai kepada kita, lalu hanya memilih bagian yang dianggap sesuai dengan kecenderungan kita. Penulis punya pasien di Klabang, ia dituduh mencuri kambing tetangganya padahal ia tidak mencurinya. Singkat cerita karena merasa dicurigai otomatis ia bersikap lain kepada tetangga tersebut. Dengan sikap itu justru menguatkan tuduhan pencurian itu tadi. Akhirnya saling melapor kepada pihak berwajib dan sampai di meja hijau. Ternyata usut punya usut kambing tetangganya tidak hilang melainkan hanya terjebak di jurang selama beberapa hari akhirmya berhasil ditemukan lagi.

Keempat, mind reading, membaca pikiran orang yang berisi ejekan kepada kita padahal hanya dugaan. 

Kemarin penulis ada tetangga asal Palembang bertandan kerumah meminta doa agar anaknya pintar dan berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibu tersebut merasa canggung berhadapan dan berbicara dengan penulis karena menurut penilaiannya penulis adalah seorang ustadz dan akademisi yang bersikap dingin dan acuh tak acuh kepada orang lain. "Ibu, kenapa bersikap canggung dan takut kepada saya" tanya penulis." Saya takut ust, karena menurut saya pribadi seorang yang pintar agama itu saklek dan serius" jawabnya. Artinya ia mengambil kesimpulan sendiri untuk menilai orang lain terutama kepada sosok pribadi yang dianggap alim. Perasaannya, orang alim itu pribadi yang serius dan selalu marah.

KESIMPULAN

Al-quran sudah menegaskan, jauhi zhann, kerusakan betfikir. Jika, terhadap suatu peristiwa kita menyalahkan diri dan meyudutkam orang lain segera bantah dari dalam jiwa kita sendiri, agar tetap terkendali.

Jika kita berprasangka baik kepada orang lain dan teman-teman kita yang berbeda pendapat dan pendapatan dengan kita maka Allah SWT akan memberikan kebaikan dan ketenangan (sukun). Sebaliknya, jika dibenak kita dipenuhi prasangka buruk, selalu menyalahkan keyakinan orang lain dan menganggap pendapat kita yang paling benar (the best) seakan-akan kita mendapat kaplingan dan warisan Surga dari Tuhan maka kesempitan jiwa yang akan kita dapatkan, semua yang terlihat akan tampak salah.


Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd. I 18 Juli 2019

Ibu Misyati, Sang Pahlawan yang Terbuang


Ibu Misyati, Sang Pahlawan yang Terbuang

PENDAHULUAN

Seperti biasaya, penulis setelah sholat subuh rutin menulis artikel baik yang bersifat akademik atau non akademik. Setelah itu, penulis mengambil sepeda gunung bergegas menuju hamparan persawan yang hijau ranau sambil menyusuri anak sungai gunung Ijen. Ditengah perjalanan penulis rehat sejenak di warung bambu dipinggir jalan yang berjualan rujak dan kopi. Pemilik warung itu seorang ibu sepuh yang sudah ringkih tapi masih mempunyai semangat hidup yang tinggi dan etos kerja yang yang baik demi sekedar memenuhi sesuap nasi ke empat anaknya yang bernama ibu Misyati

PEMBAHASAN

Allah mewajibkan manusia untuk menjalin hubungan yang baik dengan-Nya dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dan manusia yang paling dekat dan baik dengan kita adalah ibu dan bapak kita. Oleh karena itu Allah mewajibkan manusia berbakti kepada kedua orang tua setelah ibadah kepada Allah SWT. sebagaimana firman-Nya.
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya." (QS. al-Isra':23)

Kita dianjurkan untuk rendah hati kepada kedua orang tua. Meskipun anaknya sudah memiliki gelar sarjana, magister, doktor, jabatan, rumah mewah dan kendaran bagus tetapi kita sebagai anak tetap harus sopan dan menghormati keduanya.

Penulis tadi siang bertemu dengan sosok ibu yang sudah renta dan ringkih tapi masih berjuang untuk pendidikan anak-anaknya demi menggapai obsesi besarnya yaitu anak yang baik dan sukses. Pasalnya, ibu Misyati tersebut mempunyai empat anak laki-laki, yang pertama ada sudah menikah ada di Jakarta, nomer dua juga sudah menikah ada di Prajekan dan anak yang nomer tiga dan empat masih duduk di bangku sekolah menengah negeri (SMP Negeri 01 Prajekan).

Ibu Misyati menikah dengan suami pertama asal Situbondo dikarunia dua orang anak laki-laki. Namun, ditengah perjalanan beliau menjadi korban KDRT dan ditinggal oleh suaminya. Demi untuk menghidupi kedua anaknya ia rela merantau ke negeri Jiran Malaysia sebagai pembantu ibu rumah tangga selama tiga tahun. Hasil uang yang bekerja di Negeri Jiran ditabung untuk membangun rumahnya di kampung. Setelah tiga tahun kemudian ia pulang kekampung halaman dan menikah lagi dengan orang Sempol dan dikaruniai dua anak laki-laki lagi. Ibu Misyati membina rumah tangga dengan suami keduanya dengan bahagia sambil memondokkan putera keduanya yang bernama Budi dipondok pesantren selama tiga tahun. Setelah Budi lulus kemudian dinikahkan dengan seorang perempuan dari daerah Jhiret Cermee.

Dari keluarga Budi ini bermula malapeta yang memporak-porandakan kebahagian ibu Misyati.

Pasalnya, setelah Budi diberikan beberapa fasilitas berupa rumah bangunan dan ia bisa membeli sebuah mobil, ibu Misyati dan keluarganya diusir dari rumah sehingga ia harus hidup sebatangkara dirumah gubuk kecil yang terbuat dari bambu. Padahal puteranya yang nomer dua alumni pondok pesantren yang sedikit banyak mengerti agama.

Berbakti kepada ibu termasuk perbuatan yang paling dicintai oleh Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan bahwa suatu ketika Ibnu Mas'ud berkata:
"Aku bertanya kepada Rasulullah amal apa yang paling utama ? Rasulullah menjawab , "Sholat tepat pada waktunya." Aku bertanya lagi," lalu apa lagi?"beliau menjawab, "Berbakti kepada ibu bapak."(HR.Muttafaq 'alaih).

Sesungguhnya salah satu tanda datangnya hari kiamat adalah manakala ada budak melahirkan tuannya. Hal ini sebagai mana sabda Rasulullah saw ketika Malaykat Jibril bertanya kepada beliau, "Kapan terjadi hari kiamat?"beliau menjawab." Orang yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada orang yang bertanya." Malaikat Jibril bertanya lagi, "apa tanda-tanda hari kiamat?." Rasulullah saw menjawab, "apabila budak melahirkan tuannya." Pengertian dari hadits diatas adalah banyaknya prilaku anak durhaka kepada ibunya. Mereka bersikap kepada ibu kandungnya seperti memperlakukan kepada budaknya bahkan mereka berlaku kasar kepada ibunya.

Bulan kemarin penulis kedatangan rombongan santri pondok pesantren di daerah Tamanan tujuannya mau meruqyah salah seorang santri laki-laki yang sering memukul dan menganiaya ibu kandungnya sendiri. Kemarin juga penulis menasehati saudara putera seorang ustad di Koncer Kidul ia masih aktif l menjadi salah satu santri pondok pesantren. Ia mempunyai perangai buruk yang sering menyakiti ibunya dan berkelahi dengan bapaknya. 

KESIMPULAN

Oleh karena itu, kita sebagai orang tua wajib mendidik anak-anak kita sejak dini mulai dari pendidikan keluarga sampai kepada pendidikan sekolah tinggi. Karena hukuman anak durhaka kepada orang tuanya tidak hanya akan diberikan diakhirat saja, tetapi juga diberikan didunia. Kehidupan orang yang durhaka pasti akan mengalami beban psikologi akut yang menghantui hidupnya dan hidupnya juga tidak akan pernah tenteram. 

Oleh karena, ada kata bijak yang mengatakan" cinta orang tua sepanjang masa dan cinta anak sepanjang nikah saja."

Doakanlah mereka agar kita mendapatkan ampunan Rahmat dan Ampunan Allah. Mintalah restu dan doanya kepada kedua orang kita karena doa mereka diijabah oleh Allah SWT.

Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 19 Juli 2019

Esensi Menyambut Tahun Baru Islam

Esensi Menyambut Tahun Baru Islam Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, S.Pd., M.Pd.I Masa Rasulullah saw Islam hanya memi...