Ruqyah Perseptif Kutub al-Turats
Dalam kitab Fatawa al-Azhar disebutkan bahwa dahulu orang-orang arab sebelum Islam meyakini ruqyah berpengaruh dengan sendirinya, tanpa ada campur tangan pihak lainya, disamping pemilihan kata-kata ruqyahnya yang didasari keyakinan-keyakinan yang tidak diperkenankan oleh Islam. Oleh karena itu, andil ajaran Islam terhadap ruqyah tidak berpengaruh kecuali qudrat dan iradah Allah SWT, disamping menolak jampi-jampi atau bacaan non arab yang bisa mengundang Jin. Karena sejatinya, dukun dan suwuk yang berkolaborasi dengan kekuatan Jin, Iblis, dan Dajjal (khodam) sangat berbeda sekali dengan metode Ruqyah syar'iyah yang mengandung bacaan kitabullah, sunnah Rasulullah, dan doa-doa bahasa arab atau bahasa yang mengandung makna baik. Makanya, bedanya kyai dan dukun sangat tipis sekali.
Ruqyah berasal dari kata roqoo yurqi yang artinya doa perlindungan disertai henbusan nafas. Imam Ibnu Manzhur mengatakan, Ruqyah doa perkindungan dimana orang yang sakit, seperti sakit demam, kerasukan, pengasihan, dan sebagainya dari beragam korban jampi-jampi dukun.
Dukun atau suwuk mengandung perkataan dan jampi-jampi yang tidak bisa dipahami, kalimat yang tidak jelas maknanya. Misalnya, kata jangjawokan, kunjali asih, yang mengandung pelet.Atau bahasa arab namun meminta kekuatan jin,
" ajiibuu yaa khoddam hadzihil asmaa.... Artinya: "Kabulkan wahai jin pelayan nama-nama ini:........(angka-angka arab)"
Penulis kedatangan salah satu puteri seorang kyai yang cukup populer yang terindikasi terkena pengasihan (letrek) yang dikirim dari Bangkalan. Setelah diruqyah ia reaksi dengan jeritan keras, muntah, dan pingsang. Selesai diruqyah ia langsung sadar dan alhamdulillah sudah menikah dengan seorang putera kyai dari Bangsal Jember dan dikarunia seorang puteri.
Landasan ruqyah berdasarkan hadits Rasulullah mencakup keterangan:
Pertama, Rasulullah meruqyah dirinya, dengan meniupkan kedua tangannya sambil membaca al-mu'awwidataini ketika hendak tidur (HR. Bukhari:5844)
Kedua, Rasulullah diruqyah Malaikat Jibril dan bertanya kepadanya: " Wahai Muhammad, apakah engkau sakit?" Beliau menjawab" Ya!" Maka Jibril meruqyahnya. (HR.Muslim:4056)
Ketika, Rasullah meruqyah sahabat,
"Dengan nama Allah, dengan debu dan ludah sebagian kami, semoga sembuhkanlah penyakit kami dengan seizin Rabb kami."(HR.Muslim:4069)
Keempat, Rasulullah memerintahkan meruqyah.
"Ruqyahlah dia, karena padanya terdapat nazrah(sisa sakit yang disebabkan sorotan mata jahat). (HR.Bukhari: 5298)
Kelima, penulis membaca kitab khozinatu al-asrari tadi malam tentang ruqyah, Rabi'ah al-Adawiyah bertanya kepada imam Syafi'i tentang ruqyah, ia menjawab:
"Tidak mengapa meruqyah dengan al-qur'an, kata-kata yang bermakna baik dari dzikrullah."
Oleh karena itu, ruqyah itu ada dua, ruqyah syar'iyah yang dicontoh oleh nabi Muhammad saw. dan ruqyah syirkiyah yang berafiliasi dengan Jin, Iblis, Dajjal dan mahluk ghaib lainnya. Jadi sudah jelas, antara Dukun dan Peruqyah yang sementara ini acapkali disamakan oleh sementara orang dikalangan masyarakat awam.
Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 29 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar