Selasa, 09 Juli 2019

KH. Ghazali Utsman Sang Revolusioner yang Visioner




KH. Ghazali Utsman Sang Revolusioner yang Visioner

Wajah pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah pada tahun ajaran 1930 hingga 1999 masih menjadi pesantren yang tradisionalis dan klasik karena sejauh yang penulis ketahui semua infrastrukturnya masih sangat sederhana sekali dan sangat jauh dari kata sempurna. Pesantren al-Utsmani berada didaerah pedalaman dan terpencil kalau dilihat dari sebelah barat akan nampak pemandangan bukit yang terjal, jika dilihat dari sebelah timur akan terlihat seperti hutan belantara. Namun setelah estafet kepemimpinan diganti oleh beberapa generasi sampai pada generasi ke tiga yaitu KH.Qusyairi Utsman dan KH.Ghazali Utsman wajah al-Utsmani berangsur-angsur mulai ada perubahan dan perkembangan yang cukup signifikan.

PEMBAHASAN

KH.Ghazali Utsman adalah putera pendiri pondok pesantren al-Utsmani yaitu KH.Mas'udin yang populer dengan sebutan KH.Utsman. Dalam kepemimpinannya pesantren bukan sekedar memberikan berbagai macam ilmu pengetahuan (knowledge) tetapi membentuk kepribadian manusia seutuhnya (insan kamil). Pada kerangka ini, formulasi dari KH.Ghazali Utsman tentang tujuan institusi pendidikan pesantren menjadi luapan proses pendidikan Islam. Beliau menyatakan pesantren selain menumbuhkan, memperkuat, dan menyeimbangkan (balance) bakat dan potensi serta mempersiapkan akal dan mentalitas untuk merenungkan kejadian langit dan bumi termasuk merenungkan kejadian asal kejadian manusia dan kehidupan sesudahnya agar dapat beriman kepada Allah SWT. Oleh karena itu, beliau melakukan revolusi kebijakan yang cukup mendasar dimana al-Utsmani semula hanya mengembangkan pendidikan agama an sich tapi sekarang mendirikan institusi pendidikan umum mulai pendidikan PAUD, RA,Mts,SMA, dan insyaallah dalam waktu dekat akan membuka Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) al-Utsmani. Menurut beliau pesantren masa depan dalam penjelmaannya lembaga pendidikan Islam perlu tampil berani memberikan tawaran alternatif bagi penyelesaian dikotomi pendidikan pesantren versus umum yang sejatinya kedua identitas pendidikan tersebut include menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan oleh satu sama lainnya. Agar nantinya pesantren salafiyah tetap survive serta dapat memenuhi tuntutan masyarakat (social demand).

Lompatan berfikir beliau yang selama ini diatas rata-rata dan langkah-langkahnya yang cukup agresip dan progresip tentunya tidak terlepas dari risestensi dari mereka yang mempunya mind set stagnasi di lingkungan pesantren tersebut. Beliau juga pernah berkata pada penulis "Al-Utsmani kedepan inginnya mendirikan kampus kedokteran" dawuhnya. Hal ini juga menjadi anjuran pendidikan Islam sebagaimana yg disampaikan oleh beberapa pakar pendidikan Islam."al-muhafadzu bi al-qodimi al-sholih, wa al-akhdu bi al-jadidi al-ashlah". Artinya mempertahankan pola lama yang baik dan mengambil pola baru yang lebih baik.

Manajemen pesantren unggul pada hakikatnya dilaksanakan melalui kegiatan fungsi manajemen pesantren yaitu planning, organizing, actuating, dan controling yang populer dengan sebutan POAC. Hubungan diantara fungsi manajerial merupakan satu kesatuan sebagai proses yang berkesinambungan.

KESIMPULAN

Pesantren unggul dan masa depan agar tetap survive di tengah-tengah arus globalisasi dan teknologi ini top manajernya harus melakukan tehnik analis SWOT sebagaimana yang sudah dilakukan oleh KH. Ghazali Utsman untuk menjawab tantangan zaman. SWOT (Strength, Weeknes, Opportunity, Threat) Dengan teknik ini akan diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang di hadapi oleh pondok pesantren diera digital ini.


Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 09 Juli 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Esensi Menyambut Tahun Baru Islam

Esensi Menyambut Tahun Baru Islam Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, S.Pd., M.Pd.I Masa Rasulullah saw Islam hanya memi...