Esensi dan substansi Halal bi halal
Di nusantara ada budaya halal bi halal dalam rangka mempererat tali silaturrahim diantara saudara khususnya saudara yang berada di luar kota. Kemarin dirumahnya bapak Yanto digelar acara halal bi halal Bani Nur Kalam rutin setiap tahun. Tahun kemarin ditempatkan di keluarga besar bapak Imam Nur Hidayat, Arif Nur Wahyudi dan Mahmud Yunus Bantul Yogyakarta. Tujuan halal bi halal ini menghimpun keluarga yang berserakan dan menyatukan keluarga yang terputus.
PEMBAHASAN
Halal bi halal adalah kata majmuk yang mandiri atas pengulangan kata halal, diapit oleh satu huruf (kata penghubung) ba' (baca bi). Kalau kata majmuk tersebut diartikan seperti yang ditemukan dalam kamus KBBI yakni acara maaf maafan pada acara hari idul fitri, maka dalam acara halal bihalal terdapat unsur silaturahim.Walaupun demikian pengertian kedua kata tersebut dapat menjadi sangat luas.
Silaturahim adalah kata majemuk yang diambil dari kata bahasa arab shilat dan rahim. Kata shilat berakar dari kata washl yang berarti menyambung dan menghimpun. Ini berarti hanya yang putus dan terserak yang dituju oleh shilat itu. Sedangkan kata rahim pada mulanya bermakna kasih sayang, kemudian berkembang menjadi makna kandungan karena anak kandungan selalu mendapatkan curahan kasih sayang. Nabi mendefinisikan silaturahim sebagai berikut:" Laysa al-muwashil bil mukafii wa lakin al-muwashil an tashila man qotho'aka." Yang artinya bukan bersilaturahim orang membalas kunjungan atau pemberian, tetapi esensi silaturahim adalah menyambung apa yang terputus.
Sementara halal bi halal tidak termaktub dalam al-quran ataupun dalam al-sunnah. Istilah tersebut memang khas Indonesia. Hemat penulis halal bi halal mempunyai dua arti pertama halal adalah lawan kata dari kata haram.Dengan demikian yang tadinya haram setelah berkumpul kemudian dihalalkan. Tinjauan kedua dari segi liguistik yang diambil dari suku kata halla atau halala yang artinya menyelesaikan problematika, meluruskan yang kusut, dan mencairkan yang beku. Karena dalam prosesi halal bi halal ada beberapa program diantaranya, hikmah halal bi halal, ta'aruf keluarga, santunan, dan salam salaman.
KESIMPULAN
Yang menjadi landasan filosofis bagi setiap keluarga besar yang melaksanakan program rutin setiap tahun yang populer dengan sebutan halal bi halal yaitu landasan titah ilahi dan uswah nabi. Oleh karena itu hakikat dan esensi halal bi halal seharusnya tidak perlu dibatasi oleh ruang dan waktu sesuai idul fitri saja, tetapi setiap saat serta menyangkut segala aktifitas masia. Namun walau demikian memang sangat kita akui bahwa acara maaf memaafkan dan silaturahim itu sangat sesuai dengan hakikat Idul Fitri.
Dr. Saeful Kurniawan, M.Pd.I 12 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar